Polutan udara spesifik yang banyak berpengaruh terhadap kesehatan


4.1. Particulate Matter (PM)

Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan PM10 (termasuk di dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar merusak jaringan tubuh. Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta eksaserbasi/serangan yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan (pada anak dan lanjut usia) dan penyakit jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan. Penelitian lanjutan pada hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan sistemik serta menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah (vascular endothelial dysfunction) yang memicu proses atheroskelosis dan infark miokard/serangan jantung koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka panjang juga dapat memicu terbentuknya kanker (paru ataupun leukemia) dan kematian pada janin. Penelitian terbaru dengan follow up hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan (termasuk PM10) juga dapat mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di mana belum terjadi gejala pernapasan yang mengganggu aktivitas.

4.2. Ozon

Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi fotokimia dengan bantuan polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds. Pajanan jangka pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan menggangu fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis pada manusia menunjukan pajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah eksaserbasi/serangan asma.

4.3. NOx dan SOx

NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk salah satunya dari pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar fosil. Penelitian epidemologi menunjukan pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit kardio-pulmoner (jantung dan paru) serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat penyakit-penyakit tersebut.

Mengolah Sampah Secara Terpadu

Setelah beberapa tahun ini mengolah sampah, walaupun belum sampai skala yang besar, tetapi bukan pula skala RT atau skala rumahan. Persoalannya merupakan simulasi riil untuk skala pengolahan sampah yang lebih luas dan komplek. Banyak peluang usaha dan secara bersamaan banyak pula masalah yang timbul dalam pengelolaan tersebut.

Jadi, di dunia sampah ini saya jadi bisa lebih sabar lagi karena akhirnya ketika banyak mengikuti seminar dimana-mana yang berbiaya mahal, akhirnya saya banyak melihat lelucon ini. Coba bayangkan, yang banyak bicara dan protes seumur-umur belum pernah pegang-pegang sampah, dan kalau pergi ke tempat sampah masih memegang hidung dengan tissue basah berlapis-lapis.

Sudahlah jangan lagi berwacana!!! langsung dikerjakan saja, diurus sampahnya dengan keyakinan sendiri-sendiri, yang penting hasil akhirnya harus sesuai dengan UU Sampah yang masih "gres" disahkan pertengahan tahun 2008. Semua yang berbasis teori dengan segala literaturnya baik-baik semua, dan kalau saya diminta komentarnya semuanya baik-baik saja. Yang penting jangan menentang hukum alam, termasuk hukum ekonomi. Walaupun hasilnya baik untuk semua kepentingan tetapi ongkosnya jangan lebih mahal dari income atau manfaat yang dihasilkan. Kalau tidak, maka usaha tersebut “tinggal akan menunggu waktu“.

Saya bekerja dengan sampah berskala 3000 KK di Kelurahan Jatimurni - Bekasi dimana kami tinggal, meliputi puluhan RT, beberapa RW dan di 2 kelurahan. Dan dalam kurun waktu hanya 2 tahun saja sudah banyak mengundang orang untuk penasaran dengan berbagai agenda, seperti Metro TV, Trans TV, Daai TV, Al-Jazeera, majalah SWA, Trust, Kompas serta Warta Ekonomi telah datang untuk meliput. Keuntungan secara finansial memang belum banyak, tetapi untuk merubah ”Mind Set“ berbagai pihak seperti cukup mengena. Persoalan sampah saya pikir bukan sampahnya atau institusinya ataupun namanya, tetapi lebih pada masalah apresiasi manusia terhadap niat “mau menangani atau terserah“.

Jadi persoalan ini tidak bisa diselesaikan dengan spanduk atau berlari-larian dan teriak-teriak biar disorot TV. Tetapi harus terjun langsung, studi banding dan diskusi dengan berbagai pihak, karena setiap tempat atau lokasi tidak bisa digeneralisasi, harus dibuat perencanaan dan simulasi yang menguntungkan setiap pihak. Saya siap diskusi membantu Anda….

Di setiap seminar yang saya diundang, akhirnya sekali lagi saya hanya menjadi pendengar, sambil tertawa cengar-cengir sendiri. Apalagi yang harus saya tanyakan, yang hadir semuanya ahli dengan kompetensinya, sedangkan nara sumbernya umumnya juga bingung kalau ditanya lebih detailnya. Paradox, tidak fokus, basa-basi, tidak tuntas, debat kusir, tambah pengetahuan dan relasi, makan enak, itu mungkin kalau diminta kata-kata kunci mengenai diskusi sampah. Padahal dengan klik di Internet ribuan web dan situs di seluruh dunia bisa kita pelajari dan kemudian diterapkan dengan lebih efisien.

Bisakah anda merasa buang waktu percuma, jika peserta seminar 10 menit bicara, ”manager salah satu retail besar" dengan semangatnya menceritakan “succes story-nya” mengganti sebagian kantong kemasan plastik dengan kertas. Dan LSM lingkungan yang sangat berapi-api dan teriak-teriak anti plastik, karena plastik tidak akan hancur dalam waktu 50 tahun, maka diusulkan seluruh pabrik plastik diminta ditutup. Tetapi di sudut yang lain produsen daur ulang plastik, merekrut puluhan pemulung, membeli sampah hanya untuk menjaga kontinuitas produksinya mendapatkan plastik daur ulang.

Yang tidak kalah bingungnya adalah lembaga yang mewadahi orang-orang yang bergerak dalam mengolah sampah ini, inginnya dapat mengayomi semua pihak. Akan tetapi yang terjadi adalah konsensus hambar dan tidak tuntas, malahan kelihatan tidak punya taji dalam menyikapi persoalan ini, atau kita harus lebih sabar lagi. SAMPAH ini semakin dalam semakin menarik, karena merupakan sektor informal yang mampu menghidupi jutaan manusia saat ini, sumber energi biomass, sumber pupuk organik dan sumber daur ulang plastik. Sayangnya hal ini dibutuhkan tetapi juga dimusihi dimana-mana…

Bau sampah“ yaa pasti bau lah. Persoalannya ada dimana-mana, ada di mata, ada di hidung dan yang terakhir ada di otak. Dan anda tidak bisa menutupi dengan apapun…. Mengolah sampah pakailah hati, open your mind, dan jangan dikorupsi, karena sampah akan menelan semuanya.

Dampak-dampak dari Endapan Asam

Hutan-hutan

Endapan asam mempengaruhi tanah, air, berbagai makhluk hidup, dan juga tanam-tanaman. Misalnya, batu bara dengan kadar belerang tinggi dari Black Triangle, dekat perbatasan Jerman, Ceko dan Polandia, merupakan sumber besar untuk pembangkit-pembangkit tenaga listrik dan pabrik-pabrik. Proses-proses industri mengakibatkan emisi Sulfur Dioksida yang besar, dan menyebabkan matinya banyak hutan. Gejala serupa telah diamati di Chongqing, Cina. Di masa lampau hutan-hutan mati di Ashio, Jepang, karena konsentrasi Sulfur Dioksida yang tinggi dipancarkan dari pengolahan tembaga. Bahkan sekarang, kita mengalami kerusakan serupa di berbagai tempat di dunia.

Ikan

Setelah air sungai-sugai dan danau-danau menjadi ber-asam di negara-negara Skandinavia, berbagai jenis ikan termasuk ikan Salmon Atlantik dan ikan trout coklat (brown trout), lenyap. Pada musim-musim dingin yang sangat dingin, yang biasa terjadi di negara-negara Skandinavia dan Amerika Utara, salju dengan berkadar asam, jatuh di musim dingin, dan dengan cepat mencair pada musim semi, mengakibatkan air pada sungai-sungai dan danau-danau menjadi ber-asam. Karena ikan Salmon mempunyai toleransi yang lemah terhadap keasaman, ikan Salmon tidak dapat bertahan hidup pada musim-musim mencairnya salju.

Gedung

Apakah anda pernah melihat apa yang tampak seperti lapisan es berbentuk kerucut pada dinding-dinding dan talang-talang dari gedung-gedung tua dan jalan-jalan raya ? Tetesan-tetesan air hujan kotor masuk ke dalam dinding-dinding melalui retakan-retakan, melarutkan kalsium dalam bahan-bahan beton, lalu meleleh keluar dari dinding-dinding. Zat-zat tersebut bersenyawa dengan Karbon Dioksida di udara dan membentuk Kalsium Karbonat, yang tumbuh seperti lapisan kerucut es. Bila kita mengamati "lapisan kerucut es" ini, kita dapat menemukan tetesan-tetesan kotor di puncak "lapisan kerucut es" tsb.
Air hujan yang mengandung asam melarutkan bukan hanya bahan-bahan beton tetapi juga lantai-lantai dan ukiran-ukiran pualam, bahkan atap-atap dan ukiran-ukiran tembaga. Bila endapan asam terus berlangsung, kita akan mengalami kerusakan yang lebih besar, dan lingkungan hidup kita akan berubah secara signifikan.

PENDUGAAN DAMPAK LINGKUNGAN

Proses pendugaan dampak lingkungan melibatkan beberapa aktivitas, yaitu:
(1). Pemahaman terhadap landasan legal dan persyaratan prosedural bagi proses pendugaan
(2). Deskrispsi rona lingkungan tempat berlangsungnya kegiatan/proyek. Variabel pendugaan dampak mengacu kepada karakteristik lingkungan yang digunakan untuk mendeskripsikan rona lingkungan awal dan karakteristik lingkungan yang akan terkena dampak.
(3). Pendugaan dampak. Besarnya dampak dari setiap alternatif kegiatan proyek dievaluasi terhadap masing-masing variabel lingkungan harus diduga dan diinterpretasi.
(4). Mengagregasikan informasi dampak akibat dari setiap alternatif kegiatan proyek. Berdasarkan informasi agregat ini, sambil mempertimbangkan aspek teknis dan ekonomis, dilakukan pemilihan alternatif kegiatan proyek.
(5). Penyiapan laporan pendugaan dampak lingkungan yang menjelaskan prosedur dan temuan-temuan yang diperoleh.

Pemilihan dan penggunaan variabel pendugaan dampak yang tepat menjadi komponen penting dari proses pendugaan dampak lingkungan. Variabel-variabel tersebut mencerminkan ciri-ciri penting dari aktivitas-aktivitas yang melibatkan deskripsi rona lingkungan, penilaian dan pendugaan dampak, dan pemilihan kegiatan proyek. Dalam kaitannya dengan variabel-variabel tersebut, “karakteristik lingkungan” dapat dibagi menjadi fisiko-kimia, biologi, estetika, dan sosial-ekonomi. Misalnya variabel pendugaan dampak akibat Proyek Pembangunan Sumberdaya Air, dapat dikelompokkan menjadi kualitas lingkungan, kesejahteraan sosial, dan pengembangan wilayah. Kualitas lingkungan berkenaan dengan lingkungan alami dan meliputi variabel fisiko-kimia, biologis, dan estetika; kesejahteraan sosial dan pengembangan wilayah diarahkan kepada lingkungan buatan, dan variabel-variabel sosial-ekonomi.
Empak kategori variabel pendugaan dampak adalah terrestrial, akuatik, udara dan human-interface. Kategori terrestrial dan akuatik mencakup variabel fisiko-kimia dan biologis; kategori udara meliputi variabel fisiko-kimia; dan kategori human-interface meliputi variabel estetika sesuai dengan sumberdaya noise, sejarah dan arkheologis.
Untuk setiap variabel pendugaan dampak, disajikan informasi mengenai “DEFINISI”, pengukuran & pengamatan yang diperlukan untuk menyusun dan menetapkan rona awal; dan penilaian serta pendugaan dampak. Kurva fungsional juga disajikan untuk banyak variabel pendugaan dampak. Kurva fungsional ini menyajikan hubungan empiris antara hasil pengukuran obyektif variabel pendugaan dampak dengan hasil evaluasi subyektif (baik hingga jelek) variabel rona lingkungan. Hasil pengukuran obyektif digunakan sebagai sumbu-X , sedangkan indeks kualitas subyektif sebagai sumbu-Y. Indeks kualitas disajikan dengan sekala 0.0 hingga 1.0; dimana 0.0 menyatakan kualitas rendah atau kondisi lingkungan jelek/buruk dan 1.0 menyatakan kualitas lingkungan yang baik atau kondisi lingkungan yang diperlukan/diinginkan.

KATEGORI: UDARA

SUB-KATEGORI: KUALITAS

VARIABEL : KARBON MONOKSIDA (CO).

DEFINISI DAN PENGUKURAN KONDISI AWAL:
Karbon monoksida adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa, yang terbentuk oleh pembakaran bahan bakar berkarbon. Gas ini perupakan polutan udara yang tersebar luas dan paling lazim dijumpai. Atas dasar tonasenya, total emisi CO ke dalam atmosfer melebihi total dari semua polutan udara lainnya. Mayoritas CO atmosferik dihasilkan oleh proses pembakaran yang tidak sempurna bahan berkarbon yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, penghangat ruangan dan industri. Baku mutu udara ambient juga mencantumkan gas CO. Dampak buruk terhadap kesehatan telah diamati terjadi pada konsentrasi CO sebesar 12 - 17 mg/M3 selama delapan jam. Baku mutu udara ambient (USA) untuk CO adalah:
Konsentrasi maksimum dalam 8 jam tidak melebihi sekali setahun = 10 mg/m3 atau 9 ppm
Konsentrasi maksimum dalam satu jam tidak melebihi sekali setahun = 40 mg/m3 atau 35 ppm
Konsentrasi CO dapat diukur secara kontinyu dengan menggu-nakan teknik spektroskop infra-merah non-dispersif.


PENDUGAAN DAMPAK

Sumber utama gas CO adalah emisi kendaraan bermotor, termasuk mobil dan peralatan bermesin lainnya. Untuk mengukur peubah ini dalam kondisi lingkungan yang ada, tim interdisiplin harus mengumpulkan informasi yang ada tentang konsentrasi CO di lokasi proyek, demikian juga data tentang inventarisasi emisi CO di daerah sekitarnya. Konsentrasi CO yang ada dapat dibandingkan dengan baku mutu udara ambient yang diberlakukan.
Pendugaan dampak akan melibatkan pertimbangan-pertimbangan kontribusi potensial proyek terhadap emisi regional untuk gas CO. Hal ini lazim disebut sebagai pendugaan dampak sekala-meso. Faktor emisi CO untuk kendaraan bermotor dan aktivitas pembukaan lahan dapat digunakan. Kontribusi proyek terhadap emisi regioanl dapat dinyatakan dalam bentuk persentase, dan kurva fungsional berikut ini dapat dipakai. Harus juga dipertimbangkan kemungkinan timbulnya gas CO dari pertumbuhan sekunder di lokasi proyek, termasuk pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri.
Kalau peningkatan emisi regional CO melebihi 5%, atau kalau konsentrasi CO yang ada dalam atmosfer adalah marginal dalam kaitannya dnegan baku mutu udara, maka harus dilakukan perhitungan khusus konsentrasi CO di permukaan tanah (ground-level). Hal seperti ini lazim disebut dengan “pendugaan dampak sekala mikro”. Persamaan difusi atmosferik telah tersedia dari berbagai sumber ilmiah, termasuk Turner (1969).
Konsentrasi ground-level yang dihitung pada kondisi meteorologis “worst” harus dibandingkan dengan baku mutu udara ambient. Kurva fungsional untuk pendugaan dampak sekala mikro disajikan berikut ini. Bentuk kurva fungsional tersebut disebabkan oleh fakta bahwa karboksi-haemoglobin terbentuk dalam darah dengan kecepatannya merupakan fungsi dari konsentrasi CO. Biasanya dianggap merupakan respon yang reversibel-sempurna, hingga terjadi efek yang membahayakan kesehatan (sekitar 10 ppm) kurva fungsional hampir datar. Pada tingkat konsentrasi toksik (sekitar 40 ppm) kurva akan menurun drastis.


KURVA FUNGSIONAL


INDEKS Kualitas

1.0


0.67

A
0.33 B

C
0.00



0 2.5 5.0
Peningkatan emisi regional (%)

A = Laporan pendugaan dampak meso-scale
B = Laporan pendugaan dampak meso-scale, memperhatikan pelaksanaan pendugaan dampak meso-scale
C = Laporan pendugaan dampak meso-scale, melaksanakan pendugaan dampak meso-scale


Indeks Kualitas

1.0


0.8


0.6



0.4


0.2


0.0
0 10 20 30 40 50
Konsentrasi satu jam (ppm)



PERHATIAN KHUSUS
Aplikasi konsep meso-scale harus didasarkan pada pembahasan dengan BAPEDALDA. Pendugaan dampak meso-scale mungkin tidak diperlukan untuk kebanyakan proyek-proyek pembangunan sumberdaya air.



SUB-KATEGORI: KUALITAS

VARIABEL : HIDRO-KARBON

DEFINISI DAN PENGUKURAN KONDISI AWAL:
Hidrokarbon menunjukkan beberapa tipe senyawa organik yang dilepaskan dari sumber-sumber alamiah dan buatan manusia. Emisi kendaraan bermotor hampir separo dari kompleks campuran hidrokarbon yang dilepaskan ke atmosfer; dan hidrokarbon sisanya berasia dari sumber alamiah seperti tumbuhan darat dan vegetasi hutan. Komponen-komponen khusus dari campuran hidrokarbon adalah methan, ethane, propane, dan turunan dari senyawa-senyawa organik alifatif dan aromatik lainnya. Hidrokarbon sangat penting terutama karena mereka dapat bereaksi dengan oksida-oksida nitrogen membentuk oksidan foto-kimia (smog). Efek langsung keberadaan hidrokarbon dalam atmosfer hanya terjadi kalau konsentrasinya tinggi (sekitar 1000 ppm atau lebih), konsentrasi tinggi ini akan mengakibatkan gangguan pada penyerapan oksigen. Efek dari pembentukan oksidan fotokimia terjadi pada konsentrasi yang lebih rendah; misalnya, hidrokarbon non-methan pada 200 mikrogram per meter kubik (atau 0.30 ppm) selama TIGA jam (pukul 06.00 - 09.00), konsentrasi oksidan fotokimia hingga 200 Ug/m3 (0.10 ppm) dapat mengakibatkan gangguan 2-4 jam kemudian dan bertahan selama satu jam. Oksidan fotokimia pada 130 mg/m3 selama satu jam secara rata-rata telah mengganggu penampilan para atlit. Baku mutu udara ambien dari pemerintah Federal USA untuk hidrokarbon adalah sbb:
Konsentrasi maksimum selama tiga jam (06.00 - 09.00) tidak lebih sekali dalam setahun = 160 mg/m3 atau 0.24 ppm.
Hidroharbon dapat diukur secara semi-kontinyu dengan menggunakan teknik gas kromatografi.


PENDUGAAN DAMPAK

Sumber utama hidrokarbon dalam hubungannya dengan proyek sumberdaya air adalah emisi dari lalulintas kendaraan bermotor, termasuk otomobil dan peralatan mesin konstruksi. Untuk mengukur peubah ini dalam kondisi lingkungan yang ada maka timinterdisiplin harus menghimpun informasi yang ada tentang konsnetrasi hidrokarbon di lokasi proyek, serta mengikhtisarkan data catatan emisi polutan ini di sekitar lokasi. Konsentrasi hidrokarbon yang ada dapat dibandingkan dengan baku mutu kualitas udara ambien yang berlaku di daerah dan yang diberlakukan oleh pemerintah Pusat. Pendugaan dampak akan mempertimbangkan kontribusi proyek terhadap emisi hidrokarbon regional. Hal seperti ini disebut pendugaan dampak sekala meso. Faktor emisi hidrokarbon untuk kendaraan bermotor dan aktivitas pembukaan lahan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan. Kontribusi proyek terhadap emisi regional dapat dinyatakan sebagai persentase, dan kurva fungsional di bawha ini dapat digunakan. Harus dipertimbangkan pula hidroharbon yang dihasilkan oleh pertumbuhan sekunder di lokasi proyek, termasuk peningkatan populasi penduduk dan perkembangna industri.
Kalau persentase peningkatan emisi hidrokarbon regional lebih dari 5% , atau kalau konsentrasi hidrokarbon dalam atmosfer telah mendekati baku mutu udara ambient , maka harus dilakukan perhitungan khusus konsentrasi hidrokarbon di permukaan tanah. Hal seperti ini lazimnya disebut pendugaan dampak sekala mikro. Model persamaan difusi atmosferik telah tersedia di berbagai referensi ilmiah, termasuk Turner (1969). Hasil perhitungan konsentrasi hidrokarbon atmosfer di permukaan tanah pada kondisi meteorologis “worst” harus dibandingkan dengan baku mutu udara ambient.
Kurva fungsional untuk pendugaan dampak sekala mikro disajikan di bawah ini (Battelle Environmental Evaluation Systems, 1972). Bentuk kurva fungsional berhubungan dengan derajat sampai dimana peningkatan produksi smog. Kualitas lingkungan menurun dengan cepat kalau kondisinya mendekati pembentukan smog (0.15 ppm hingga 0.25 ppm selama 3 jam secara rata-rata). Dalam kisaran ini akan terjadi penurunan kualitas lingkungan secara tajam. Di atas konsentrasi hidrokarbon 0.25 ppm , kurva fungsional akan mendatar secara gradual hingga dampak marjinal akibat peningkatan konsentrasi hidrokarbon sangat kecil.




PERHATIAN KHUSUS

Aplikasi konsep sekala-meso harus berdasarkan pada pembahasan dengan kantor BAPEDAL. Pendugaan dampak sekala meso lazimnya tidak diperlukan pada kebanyakan proyek pembangunan sumberdaya air.

KURVA FUNGSIONAL (Sekala meso)

INDEKS Kualitas

1.0


0.67

A
0.33 B

C
0.00

0 2.5 5.0

Peningkatan emisi regional (%)


A = Laporan pendugaan dampak meso-scale
B = Laporan pendugaan dampak meso-scale, memperhatikan pelaksanaan pendugaan dampak meso-scale
C = Laporan pendugaan dampak meso-scale, melaksanakan pendugaan dampak meso-scale



Kurva fungsional (Sekala mikro)

Indeks Kualitas

1.0


0.8


0.6



0.4


0.2


0.0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5

Rataan tiga jam (06.00 - 09.00) (ppm)



SUB-KATEGORI: KUALITAS

VARIABEL : OKSIDA NITROGEN (NOx)

DEFINISI DAN PENGUKURAN KONDISI AWAL:
Oksida nitrogen bersama dengan hidrokarbon merupakan komponen kimia pokok dalam reaksi fotokimia yang mengakibatkan pembentukan oksidan fotokimia (smog). Berbagai jenis oksida nitrogen dapat terbentuk dalam atmosfer, termasuk oksida nitrat (NO), nitrogen dioksida (NO2), dan nitrous oksida (N2O). Istilah oksida nitrogen digunakan untuk menyatakan konsentrasi komposit atmosferik dari semua bentuk oksida nitrogen. Sumber utama oksida nitrogen dalam atmosfer adalah pembakaran suhu tinggi berbagai macam bahan bakar, dimana kendaraan bermotor menyumbangkan bagian terbesar dari semua emisi oksida nitrogen. Dampak buruk kesehatan terjadi kalau konsentrasi atmosferik 118 - 156 mg/m3, selama 24 jam rata-rata enam bulan, pada saat mana terjadi gangguan bronkhitis akut pada bayi dan anak-anak sekolah. Baku mutu udara ambient untuk oksida nitrogen adalah sbb:

Rataan tahunan = 100 mg/m3 atau 0.05 ppm
Oksida nitrogen dapat diukur dengan menggunakan teknik sampling gas-absorption dan prosedur kolorimetrik untuk analisisnya.


PENDUGAAN DAMPAK

Sumber utama oksida nitrogen dalam hubungannya dengna proyek pembangunan (sumberdaya air) adalah emisi dari kendaraan bermotor , termasuk otomobil dan peralatan konstruksi. Untuk mengukur peubah ini, di lingkungan yang ada, tim interdisiplin harus menghimpun informasi tentang konsentrasi oksida nitrogen di lokasi proyek, serta mengikhtisarkan data emisi di sekitar lokasi. Konsentrasi oksida nitrogen yang ada dibandingkan dengan baku mutu udara yang berlaku. Pendugaan dampak akan mempertimbangkan kontribusi proyek tehadap emisi oksida nitrogen regional. Hal seperti ini disebut pendugaan dampak sekala meso. Faktor emisi oksida nitrogen untuk kendaraan bermotor dan aktivitas pembukaan lahan dapat digunakan sebagai referensi. Kontribusi proyek terhadap emisi regional dapat dinyatakan sebgaai persentase, dan kurva fungsional di bawah ini dapat digunakan. Harus juga dipertimbangkan oksida nitrogen yang mungkin dihasilkan dari pertumbuhan sekunder di daerah proyek, termasuk pertambahan penduduk dan perkembangan industri.
Kalau persentase peningkatan emisi oksida nitrogen regional lebih dari 5% , atau kalau konsentrasi atmosferik telah mendekati batas ambang baku mutu udara, maka harus dilakukan perhitungan khusus konsentrasi oksida nitrogen di permukaan tanah. Hal seperti ini lazim disebut pendugaan dampak sekala mikro.
Kurva fungsional untuk pendugaan dampak sekala mikro disajikan berikut ini. Kurva ini didasarkan pada kenyataan bahwa pada umumnya konsentrasi oksida nitrogen di bawah 0.05 ppm (secara rata-rata) tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Ekspose dengan konsentrasi yang lebih tinggi dapat menimbulkan gangguan respirasi/pernafasan akut. Pada konsentrasi yang lebih tinggi dari yang lazim terjadi dalam udara ambient (sekitar 0.05 ppm), oksida nitrogen dapat berfungsi sebagai agen toksik dan kurva fungsional mencerminkan penurunan kualitas lingkungan.

KURVA FUNGSIONAL (Pendugaan sekala meso)

INDEKS Kualitas

1.0

0.67

A
0.33 B

C

0.00
0 2.5 5.0
Peningkatan emisi regional (%)
A = Laporan pendugaan dampak meso-scale
B = Laporan pendugaan dampak meso-scale, memperhatikan pelaksanaan pendugaan dampak meso-scale
C = Laporan pendugaan dampak meso-scale, melaksanakan pendugaan dampak meso-scale
Kurva fungsional: Pendugaan dampak sekala mikro.

Indeks Kualitas

1.0


0.8


0.6



0.4


0.2


0.0

0 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25
Rataan tahunan (ppm)


PERHATIAN KHUSUS
Aplikasi konsep sekala meso harus didasarkan pada pembahasan dengan BAPEDAL. Pendugaan dampak sekala mikro lazimnya tidak diperlukan dalam kebanyakan proyek pembangunan sumberdaya air.


SUB-KATEGORI: KUALITAS

VARIABEL : PARTIKULAT

DEFINISI DAN PENGUKURAN KONDISI AWAL
Partikulat adalah partikel padatan dan cairan halus yang tersuspensi dalam udara ambient. Ukuran diameternya berkisar 0.01 mikron hingga 100 mikron. Partikulat dalam atmosfer dapat bersumber dari alamiah dan sumber buatan. Hembusan angin berdebu alamiah menyediakan konsnetrasi partikulat “background”, sedangkan sumber-sumber buatan termasuk aktivitas konstruksi dan proses-proses industri. Dampak buruk kesehatan akibat partikulat dalam atmosfer telah diketahui untuk konsentrasi rataan tahunan 80 mg/m3. Partikulat dapat mengakibatkan gangguan bronkhitis, gangguan emphysema dan penyakit kardiovaskuler. Partikulat juga dapat menimbulkan masalah visibilitas yang serius. Bangunan logam dan baja dapat mengalami korosi akibat dari ekspose terhadap partikulat dan kelembaban udara. Baku mutu udara ambient pemerintah Federal USA untuk partikulat adalah sbb:

Baku mutu protektif primer untuk kesehatan publik:
Rataan geometrik tahunan = 75 mg/m3
Konsentrasi maksimum 24 jam tidak lebih sekali dalam setahun = 260 mg/m3.
Baku mutu protektif sekunder untuk kesejahteraan publik:
Rataan geometrik tahunan = 40 mg/m3
Konsentrasi maks 24 jam tidak lebih sekali dlm setahun = 15 mg/m3.

Total partikulat tersuspensi dapat diukur dengan menggunakan alat sampler high-volume dan analisis gravimetrik material yang tersaring.


PENDUGAAN DAMPAK:
Sumber utama partikulat dalam kaitannya dengan proyek (pembangunan sumberdaya air) adalah emisi dari pembukaan lahan dan aktivitas konstruksi lainnya. Untuk mengukur peubah ini dalam kondisi lingkungan yang ada, tim interdisiplin harus menghimpun informasi tentang konsentrasi partikulat di lokasi proyek, serta mengikhtisarkan data inventory emisi di sekitarnya. Konsentrasi partikulat yang ada dapat dibandingkan dengan baku mutu udara ambient yang berlaku. Pendugaan dampak akan mempertimbangkan kontribusi potensial dari proyek terhadap inventori emisi partikulat secara regional. Hal seperti ini lazimnya disebut pendugaan dampak sekala meso. Faktor emisi partikulat untuk aktivitas pembukaan lahan dan aktivitas konstruksi lainnya dapat digunakan, karena keduanya ada dalam “Air Pollution Emission Factors” (1973). Kontribusi proyek terhadap inventory emisi partikulat dapat dinyatakan dalam persentase, dan kurva fungsional berikut ini dapat digunakan. Harus juga dipertimbangkan partikulat yang mungkin berasal dari pertumbuhan skeunder di lokasi proyek, termasuk pertambahan penduduk dan perkembangan industri.
Kalau persentas epeningkatan inventory emisi regional lebih dari 5%, atau kalau konsnetrasi partikulat yang telah ada dalam atmosfer mendekati baku mutu udara, maka harus dilakukan perhitungan khusus terhadap konsentrasi partikulat di permukaan tanah. Hal seperti ini lazimnya disebut pendugaan dampak sekala mikro. Persamaan difusi atmosferik telah tersedia di berbagai referensi ilmiah, termasuk Turner (1969). Konsentrasi partikulat di permukaan tanah dlaam kondisi cuaca “worst” harus dibandingkan dengan baku mutu udara ambient yang berlaku. Kurva fungsional untuk pendugaan sekala mikro didasarkan pada kenyataan bahwa efek partikulat terhadap kualitas lingkungan berkisar dari problematik visibilitas hingga gangguan kesehatan. Penurunan visibilitas terjadi pada konsentrasi serendah 25 mg/m3. Kalau konsentrasi partikulat meningkat hingga sekitar 200 mg/m3 , kesehatan manusia mulai terganggu. Konsentrasi ini semuanya menyatakan rata-rata selama 24 jam. Konsentrasi partikulat kurang dari 25 mg/m3 dianggap tidak penting bagi kualitas lingkungan karena mereka akan menjadi inti konsensasi pembentukan titik-titik kabut dan awan.

KURVA FUNGSIONAL: SEKALA MESO

A = Laporan pendugaan dampak meso-scale
B = Laporan pendugaan dampak meso-scale, memperhatikan pelaksanaan pendugaan dampak meso-scale
C = Laporan pendugaan dampak meso-scale, melaksanakan pendugaan dampak meso-scale



INDEKS Kualitas

1.0


0.67

A
0.33 B

C
0.00

0 2.5 5.0

Peningkatan emisi regional (%)

Kurva Fungsional: Sekala Mikro

Indeks Kualitas

1.0


0.8


0.6



0.4


0.2

Rataan 24 jam ( m g/m3)
0.0
0 100 200 300 400 500

PERHATIAN KHUSUS
Penerapan konsep sekala meso harus didasarkan pada pembahasan dengan kantor BAPEDAL, Pendugaan dampak sekala mikro diperlukan selama masa konstruksi proyek.


SUB-KATEGORI: KUALITAS

VARIABEL : FAKTOR DIFUSI

DEFINISI DAN PENGUKURAN KONDISI AWAL
Faktor difusi merupakan istilah-umum yang digunakan untuk mendeskripsikan potensi dispersi atmosferik di suatu daerah. Parameter yang dapat berfungsi sebagai indikator bagi kemampuan difusi/dispersi adalah episode-day. Suatu episode-day dapat didefinisikan menurut “mixing height”, rataan kecepatan angin dalam lapisan pencampuran, derajat presipitasi, dan periode waktu persistensi. Holzworth (1972) menyediakan informasi yang bagus mengenai episode-day di USA. Telah berhasil dipetakan ISOPLETH total banyaknya episode-day dalam liuma tahun dengan mixing-height sama dengan atau kurang dari 500 m, dengan kecepatan angin sama atau kurang dari 4 m per detik, dan tidak ada hujan selama dua hari terakhir.

PENDUGAAN DAMPAK:
Pengukuran peubah ini akan melibatkan penggunaan peta ISOPLETH yang menunjukkan episode-day. Perkiraan harus dilakukan utnuk mengetahui banyaknya episode-day yang terjadi di daerah proyek dan sekitarnya selama periode lima tahun. Pendugaan dampak proyek terhadap jumlah epiosde-day akan melibatkan pertimbangan kualitatif apakah peribahan klimatologis potensial seperti peningkatan lembab nisbi akan menyebabkan kondisi cuaca berubah secara drastis untuk dapat meningkatkan jumlah episode-day (memperendah potensi dispersi atmosferik).

KURVA FUNGSIONAL

INDEKS Kualitas

1.0

0.75


0.50

0.25

0.00

0 5 25 50 100
Episode-hari dalam periode lima tahun

A = Laporan pendugaan dampak meso-scale
B = Laporan pendugaan dampak meso-scale, memperhatikan pelaksanaan pendugaan dampak meso-scale
C = Laporan pendugaan dampak meso-scale, melaksanakan pendugaan dampak meso-scale

Teknik Penilaian Dampak Pembangunan Terhadap Lingkungan

Ada empat segi pendekatan / teknik penilaian dampak pembangunan terhadap lingkungan
yaitu :
Segi Manfaat
Segi Biaya
Teknik Input-Output
Programasi Linier

Segi Manfaat
Dari segi manfaat ada empat pendekatan :
1. Teknik Nilai Pasar / Produktivitas
Teknik ini biasanya dipakai untuk meneliti pengaruh pembangunan sistem alami seperti pada perikanan, kehutanan, pertanian; pengaruh pada sistem yang dibangun manusia yaitu gedung, jembatan, bahan; juga pengaruh pada produk di sektor produsen dan rumah tangga.
Kualitas lingkungan disini adalah faktor produksi. Perubahan dalam kualitas lingkungan menjurus pada perubahan dalam produktivitas dan biaya produksi, sehingga harga-harga serta tingkat hasil juga berubah dan ini dapat diukur.

2. Pendekatan Pasar Pengganti (Surrogate Market)
Pendekatan ini dibagi dalam :
1) Barang-barang dan jasa-jasa lingkungan yang dapat dipasarkan.
Jasa lingkungan merupakan subtitut barang privat yang dapat dipasarkan. Misalnya kolam renang swasta merupakan subtitut danau atau sungai, sehingga manfaat tambahan penawaran jasa lingkungan mengakibatkan berkurangnya pembelian barang privat.


2) Pendekatan Nilai Tanah
a) Pendekatan Nilai Milik
Nilai tanah atau milik dipakai untuk menentukan kesediaan orang untuk membayar barang lingkungan, yaitu pemanfaatan nilai pasar untuk mengestimasi secara tidak langsung suatu kurva permintaan barang lingkungan sehingga dapat dihitung manfaat atau kerugian dari perubahan dalam kualitas atau suplai di lingkungan tertentu.
Pendekatan Nilai Tanah Lainnya
Misalnya diadakan pemeliharaan barang-barang lingkungan untuk maksud sejarah, pendidikan, kebudayaan, ilmiah dan lain-lain; terutama untuk generasi mendatang.

3) Pendekatan Selisih Upah
Seperti diketahui upah tergantung pada permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja. Secara teoritis permintaan terhadap tenaga kerja tergantung pada produk fisik marjinal (marginal physical product) tenaga kerja, sedang penawaran tenaga kerja tergantung pada kondisi kerja dan kondisi hidup. Oleh karena itu pengendalian polusi udara, perbaikan keindahan atau amenities kota dan pengurangan resiko kesehatan akan mempertinggi tingkat upah di kota-kota. Dengan demikian jelas perbaikan lingkungan akan berpengaruh besar pada tingginya upah.

4) Pendekatan Berdasarkan Biaya Perjalanan / Bepergian
Pendekatan ini dipakai untuk menilai barang-barang yang “underpriced” atau dinilai terlalu rendah, misalnya untuk mencari nilai kurva permintaan “barang-barang” rekreasi. Biasanya makin tinggi penghasilan seseorang makin besar permintaan terhadap barang rekreasi.

3. Pendekatan Pemanfaatan Data Litigasi (Acara, Proses) atau Kompensasi
Dengan acara pengendalian atau proses perhitungan ganti rugi atau kompensasi/pampasan dibayarkanlah kepada mereka yang menderita rugi atau kerusakan, sejumlah uang agar mereka menyerahkan hak terhadap barang lingkungan. Misalnya saja untuk penangkapan ikan di Cilacap diberikan ganti rugi sebesar rata-rata keuntungan tahunan mereka dibagi dengan tingkat bunga yang berlaku agar mereka menyerahkan hak menangkap ikan mereka di daerah yang tercemar oleh pabrik-pabrik di industrial estate Cilacap.

4. Pendekatan dengan Menggunakan Teknik Survey
Teknik ini ada 2 macam yang semuanya berdasarkan wawancara di lapangan:
a) Wawancara kemauan membayar atau menerima kompensasi atau pampasan yang terdiri atas :
1) Pendekatan Tawar Menawar
Asumsi pada pendekatan tawar-menawar ini ialah bahwa harga barang-barang atau jasa berbeda tergantung pada perubahan dalam jumlah kualitas yang disuplai.
Orang ditanya untuk menilai kelompok-kelompok yang terdiri dari berbagai barang dan jasa. Pernilaian didasarkan pada kesediaan orang untuk membayar sekelompok barang yang lebih baik atau kesediaan menerima pembayaran bila diperoleh barang dan jasa yang lebih inferior.
2) Konsep Alokasi Anggaran
Konsep alokasi anggaran pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari konsep tawar-menawar. Hanya saja disini digunakan gambar- gambar menarik dan responden diminta untuk memilih tempat-tempat mana yang ia lebih senangi dari tempat-tempat lain dan seberapa besar anggaran yang ia bersedia untuk menyediakan demi kepergian ke tempat yang ia senangi itu.

Segi Biaya
Dari segi biaya teknik / penilaian dibagi ke dalam :
1. Teknik Analisis Biaya, terdiri dari :
1.1 Teknik Pengeluaran Preventif
Teknik Pengeluaran Preventif mengestimasi nilai minimum kualitas lingkungan berdasarkan kesediaan orang mengeluarkan biaya untuk menghilangkan atau paling tidak mengurangi akibat buruk lingkungan.
1.2 Pendekatan Biaya Ganti
Pendekatan Biaya Ganti misalnya diterapkan pada kasus konservasi tanah pegunungan. Nilai barang lingkungan yang dikonversi adalah sebesar usaha melindungi tanah tersebut dari erosi dengan cara menutup tanah dengan alat pelindung tertentu. Nilai tanah kemudian terdiri dari nilai atau harga pelindung dan kebaikan atau manfaat yang diperoleh dari ditiadakannya banjir di bagian-bagian bawah.
1.3 Pendekatan Proyek Bayangan
Pendekatan dengan berdasarkan pada Proyek Bayangan dilaksanakan dengan mengemukakan secara hipotesis suatu proyek yang dapat ditanggulangi persoalannya dengan berbagai alternative bayangan.
2. Teknik Analisis Keefektifan Biaya
Analisis keaktifan biaya juga hamper sama. Misalnya mengurangi SO dapat dengan berbagai cara, yaitu dengan meninggikan cerobong asap, menggunakan batubarayang baik, beralih memanfaatkan BBM dengan sulfur rendah, dan lain-lain. Berapa masing-masing biayanya. Mana yang paling dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka mengurangi SO sampai mendekati angka nol lb/kwh dengan biaya yang dapat ditenggang.

C. Teknik Input-Output
Teknik Input-Output yang dikembangkan oleh Wassily Leontief itu dapat diterapkan pada masalah yang berhubungan dengan kualitas lingkungan. Data yang perlu ada misalnya berhubungan dengan variabel kualitas lingkungan seperti tata guna tanah, emisi SOx dan emisi debu pada misalnya sector-sektor pertanian, usaha pengolahan dan jasa.
Jadi dengan teknik input-output dapat dicari dampak pembangunan terhadap lingkungan. Tetapi penggunaan teknik ini mengandung berbagai batasan.

D. Teknik Programasi Linier
Teknik Programasi Linier juga dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan kualitas lingkungan. Misalkan saja, di suatu daerah dihasilkan tenaga listrik sebesar 2.000 MW dan terdapat wisatawan sebanyak 1.500 orang dari suatu keadaan dimana diperlukan dana investasi sebesar Rp 900 juta dan tenaga kerja sebanyak 500 orang untuk suatu proyek; serta diketahui bahwa setiap MW tenaga listrik (x1) memerlukan Rp 300.000,00 investasi dan tenaga kerja sebanyak 1 orang dan lagi setiap wisatawan (x2) memerlukan investasi sebesar Rp 200.000,00 dan pelayanan sebanyak 2 orang.